Wednesday, November 13, 2013

The Actors

[Kaliurang, 06.23 a.m #nowlistening Cahaya Hati by Opick]

Kalau nonton film atau sinetron, pasti kita ketemu sama dua karakter ini: protagonis dan antagonis. Pemeran protagonis adalah aktor yang memerankan tokoh berkarakter baik, biasanya sekaligus jadi pemeran utamanya. Harry Potter dan Superman adalah contoh karakter protagonis. Kebalikannya, aktor antagonis dibangun dengan karakter-karakter negatif, umumnya sih berperan sebagai penjahat dan menjadi musuh si tokoh pahlawan. Karakter antagonis ini cenderung memiliki sifat jahat, culas, dan gemar membuat kerusakan, pokoknya meresahkan banyak orang lah.

Friday, November 8, 2013

Rumahku Surgaku, Tetanggaku Nerakaku


[Rumah, ujian sabar part II, jam 08.44]
Sebenarnya ini adalah peristiwa di malam Idul Fitri kemarin. Keinget lagi karena ternyata imbas kejadian tersebut baru kerasanya sekarang. Tadi malam ayah menelepon kalau mau memperbaiki atap teras samping yang ambrol pas malam takbiran kemarin lalu. Area atap yang ambrol lumayan lebar, ya...mungkin karena sudah lapuk jadi kena goncangan dan ‘getaran dikit’ langsung ambruk.  Ndak papa, memang sudah saatnya diperbaiki kok, Yah...

Thursday, November 7, 2013

Mendengarkan versi Ayah

Hari ini aku agak sedikit tidak enak hati kepada Ayahku. Gimana sih rasanya nggak didengerin? Bete kan?.
Pertama, seminggu yang lalu aku bilang sama Ayah kalau aku mau daftar klub futsal sama Dimas dan Arya. Beliau diam saja. Tidak merespon. Kedua, tadi aku cerita kalau ulangan matematika-ku dapet 80, nilai yang sangat langka setelah hampir satu semester ini. Boro-boro muji, beliau cuma bilang gini ‘Alhamdulillaah, semua karena Allaah’. Ya iyya lah karena Allaah, tapi paling tidak beliau mengapresiasi kerja kerasku, perjuanganku yang berdarah-darah. Barusan, aku tanya lagi sama beliau, apakah aku diijinkan mendaftar klub futsal, karena hari ini adalah penutupan pendaftaran. Bukan menjawab pertanyaan malah meninggalkanku tanpa sepatah kata pun.

Wednesday, November 6, 2013

Meneladani Luqman


[07.33, @Kuningan Jakarta, di suatu pagi yang lengang]
Secara tidak sengaja, saya menemukan sebuah frekuensi fm radio yang tengah menyiarkan sebuah tausiyah. Dan topik pagi ini adalah tentang keteladanan seorang Luqman Al Hakim. Sayang sekali saya hanya mengikuti beberapa sesi terakhir saja, namun ada 3 hal yang menjadi catatan penting saya pagi ini.
Siapa Luqman itu?

Thursday, October 31, 2013

Tubeless

[UGM, jam 07.45. Nunggu dianterin sarapan]
Pagi ini saya menemukan ban belakang kendaraan saya kempes pes. Keliatannya sih terkena benda tajam. Karena setelah saya cek, ternyata memang benar, berlubang. Ini nih risikonya kalau tidak pakai ban tubeless, gampang bocor. Tidak ada solusi lain selain segera nelpon taksi. Karena 15 menit lagi saya harus sudah sampai di kampus. Ampuun!

Wednesday, October 30, 2013

The Jackz is (not) Back!

Hari ini aku dan teman-temanku sedang menonton sebuah film, yang bercerita tentang gengster di Italia. Seru abis. Sampai-sampai, meski filmnya udah tamat, kami masih saja asyik membahasnya di teras belakang. Film tadi mengingatkanku pada sebuah kisah ketika aku masih duduk di bangku SMP dulu. Karena terinspirasi film kartun G-Force yang kami tonton di tivi, aku dan teman-teman kemudian sepakat membuat sebuah genk, untuk lucu-lucuan aja sih.
Ohya teman-teman, kenalin, namaku Khalid, sekarang baru mau naik ke kelas 10. Nanti kalian juga akan aku kenalin ke teman-teman, adiku, ayahku, dan juga mamaku. Ceritanya aku terusin dulu yak...
Maka, kami pun sibuk mencari nama yang pas untuk genk kami waktu itu, The Soldiers, bagus sih, macho, tapi kok kedengaran seperti tukang las yak?. Kriwuls and the Black, hmm....cocok, tapi Farhan agak keberatan karena nyinggung fisik katanya. Setelah rapat berjam-jam, munculah satu nama yang kami sepakati: The Jackz, jangan lupa, pakai huruf “z” dibelakang, dan mengucapkannya juga dengan mendesissss. The Jackz, ganazzzz, chadazzzz...

My children is My Style


[Yogya, 07.10, sedikit mengantuk]
Ngobrol dengan kakak perempuan saya memang menjadi pelepasan tersendiri. Kali ini kami asyik berdiskusi tentang anak-anak. Dia bercerita betapa rumitnya mendidik anak-anak jaman sekarang, jika kami bandingkan dengan jaman kami dulu dimana belum ada hp dan internet. Dari sekian menit kami mengobrol dan sharing, saya menyimpulkan bahwa anak-anak tidak hanya akan meng-copy paste segala perilaku orang tuanya, tetapi sering kali menjadi obsesi ‘lifestyle’ orang tuanya. Mulai dari soal mode baju, tatanan rambut, body language, sampai bahasa yang dipergunakan.