[07.33, @Kuningan Jakarta, di suatu pagi yang lengang]
Secara tidak
sengaja, saya menemukan sebuah frekuensi fm radio yang tengah menyiarkan sebuah
tausiyah. Dan topik pagi ini adalah tentang keteladanan seorang Luqman Al
Hakim. Sayang sekali saya hanya mengikuti beberapa sesi terakhir saja, namun
ada 3 hal yang menjadi catatan penting saya pagi ini.
Ia adalah
seorang ayah. Ayah yang istimewa. Bukan karena dia kaya. Tetapi lebih kepada
ketaatan dan pemahamannya tentang syariah agama. Ia ayah yang tegas sekaligus
lembut bagi anak-anaknya. Tegas dalam urusan aqidah dan ibadah. Lembut dalam menanamkan
akhlaq yang mulia. Tidak menyekutukan Allah, berbakti kepada kedua orang tua,
dan saling menyayangi sesama manusia merupakan pelajaran-pelajaran pokok yang
ia tanamkan kepada anak-anaknya.
Menjadi ayah,
suami, dan kepala keluarga tentu tidak mudah. Atas perjuangan dan keteguhannya
menjaga kehormatan keluarganya, sehingga Allah menurunkan kemuliaan kepadanya.
Dan namanya pun dijadikan salah satu surat dalam Al Quran.
Mengapa Luqman?
Tentu ada dasar
alasan mengapa Luqman diberikan space khusus dalam Al Quran, sama seperti nabi
Ibrahim, nabi Luth, nabi Yunus, nabi Yusuf, nabi Hud, nabi Nuh, dan nabi
Muhammad SAW. Ada 3 hal yang membuat Luqman menjadi umat istimewa dimata Allah,
yaitu benar dalam berkata, menunaikan amanah, dan meninggalkan urusan sia-sia.
Subhanallah...
Benar dalam
berkata
Tidak salah
jika Luqman mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah, karena ia memang
konsisten menjaga kejujurannya. Kejujuran ini pulalah yang ia tanamkan kepada
anak-anaknya, jujur dalam berkata pun jujur dalam bertindak.
Bau mulut orang
yang berpuasa itu seperti harumnya minyak kasturi, begitu bunyi sebuah hadist
sahih. Artinya, perkataan dan perbuatan orang yang sedang berpuasa selalu terjaga
dari dusta dan bahasa yang tercela. Lisannya hanya digunakan untuk berdzikir
dan menyampaikan kalimat Allah. Jika ia khawatir tidak bisa menjaga lisannya
maka lebih baik diam. Maka berpuasalah. Berpuasa adalah salah satu cara yang
ampuh untuk mengendalikan lidah kita agar terbiasa berkata jujur lagi baik.
Menunaikan
amanah
Luqman adalah
seorang penyampai pesan yang baik dikarenakan pemahaman yang baik pula. Pesan
penting yang disampaikan Luqman tidak lain adalah tentang syariah Islam. Misalnya
tentang keutamaan mendirikan shalat, berperilaku sabar dan syukur, menghidupkan
sedekah, dan menghidari sikap sombong.
Amanah juga
salah satu akhlaq mulia Rosulullah. Lawan kata amanah adalah khianat. Dalam
surat Al Mukminuun ayat 8-12 dan surat Al Maarij ayat 32-35 diterangkan bahwa
keutamaan sikap amanah disejajarkan dengan keutamaan mendirikan shalat. Begitu
pentingnya menjadi orang yang amanah Allah menjaminkan surga Firdaus bagi yang
dapat menjaga dan menunaikannya dengan sempurna.
Meninggalkan
urusan sia-sia
Apa saja urusan
yang sia-sia? Banyak contohnya, misalnya panjang angan-angan, ghibah, dan
mengejar nafsu duniawi. Urusan yang sia-sia selain tidak berpahala, malah akan
mematikan hati. Panjang angan-angan hanya akan membawa manusia pada kemalasan,
dan kemalasan adalah akar dari segala penyakit jiwa dan raga. Sedangkan ghibah,
atau membicarakan aib orang lain, akan melahirkan prasangka dan menjauhkan kita
dari kebenaran. Dan banyak ayat dalam Al Quran menyebutkan bahwa nafsu yang
tidak dikendalikan hanya akan membawa manusia pada kesesatan. Salah satunya
difirmankan dalam surat Al Jatsiyah ayat 23 bahwa sesungguhnya orang-orang yang
menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya maka Allah akan mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.
Terakhir, Luqman
menyampaikan nasihat kepada anak-anaknya:
“Wahai ananda,
tiga sifat yang tak akan kau tahu kecuali saat tiga peristiwa, yaitu orang
sabar tak kau tahu kecuali saat marah, orang berani tak kau lihat kecuali saat
perang, dan orang dekat tak kan kau rasa
kecuali saat berhajat”
Wallahua'lam
bisshawab...
No comments:
Post a Comment