Wednesday, November 6, 2013

Meneladani Luqman


[07.33, @Kuningan Jakarta, di suatu pagi yang lengang]
Secara tidak sengaja, saya menemukan sebuah frekuensi fm radio yang tengah menyiarkan sebuah tausiyah. Dan topik pagi ini adalah tentang keteladanan seorang Luqman Al Hakim. Sayang sekali saya hanya mengikuti beberapa sesi terakhir saja, namun ada 3 hal yang menjadi catatan penting saya pagi ini.
Siapa Luqman itu?
Ia adalah seorang ayah. Ayah yang istimewa. Bukan karena dia kaya. Tetapi lebih kepada ketaatan dan pemahamannya tentang syariah agama. Ia ayah yang tegas sekaligus lembut bagi anak-anaknya. Tegas dalam urusan aqidah dan ibadah. Lembut dalam menanamkan akhlaq yang mulia. Tidak menyekutukan Allah, berbakti kepada kedua orang tua, dan saling menyayangi sesama manusia merupakan pelajaran-pelajaran pokok yang ia tanamkan kepada anak-anaknya.
Menjadi ayah, suami, dan kepala keluarga tentu tidak mudah. Atas perjuangan dan keteguhannya menjaga kehormatan keluarganya, sehingga Allah menurunkan kemuliaan kepadanya. Dan namanya pun dijadikan salah satu surat dalam Al Quran.
Mengapa Luqman?
Tentu ada dasar alasan mengapa Luqman diberikan space khusus dalam Al Quran, sama seperti nabi Ibrahim, nabi Luth, nabi Yunus, nabi Yusuf, nabi Hud, nabi Nuh, dan nabi Muhammad SAW. Ada 3 hal yang membuat Luqman menjadi umat istimewa dimata Allah, yaitu benar dalam berkata, menunaikan amanah, dan meninggalkan urusan sia-sia. Subhanallah...
Benar dalam berkata
Tidak salah jika Luqman mendapatkan karunia yang luar biasa dari Allah, karena ia memang konsisten menjaga kejujurannya. Kejujuran ini pulalah yang ia tanamkan kepada anak-anaknya, jujur dalam berkata pun jujur dalam bertindak.
Bau mulut orang yang berpuasa itu seperti harumnya minyak kasturi, begitu bunyi sebuah hadist sahih. Artinya, perkataan dan perbuatan orang yang sedang berpuasa selalu terjaga dari dusta dan bahasa yang tercela. Lisannya hanya digunakan untuk berdzikir dan menyampaikan kalimat Allah. Jika ia khawatir tidak bisa menjaga lisannya maka lebih baik diam. Maka berpuasalah. Berpuasa adalah salah satu cara yang ampuh untuk mengendalikan lidah kita agar terbiasa berkata jujur lagi baik.
Menunaikan amanah
Luqman adalah seorang penyampai pesan yang baik dikarenakan pemahaman yang baik pula. Pesan penting yang disampaikan Luqman tidak lain adalah tentang syariah Islam. Misalnya tentang keutamaan mendirikan shalat, berperilaku sabar dan syukur, menghidupkan sedekah, dan menghidari sikap sombong.
Amanah juga salah satu akhlaq mulia Rosulullah. Lawan kata amanah adalah khianat. Dalam surat Al Mukminuun ayat 8-12 dan surat Al Maarij ayat 32-35 diterangkan bahwa keutamaan sikap amanah disejajarkan dengan keutamaan mendirikan shalat. Begitu pentingnya menjadi orang yang amanah Allah menjaminkan surga Firdaus bagi yang dapat menjaga dan menunaikannya dengan sempurna.
Meninggalkan urusan sia-sia
Apa saja urusan yang sia-sia? Banyak contohnya, misalnya panjang angan-angan, ghibah, dan mengejar nafsu duniawi. Urusan yang sia-sia selain tidak berpahala, malah akan mematikan hati. Panjang angan-angan hanya akan membawa manusia pada kemalasan, dan kemalasan adalah akar dari segala penyakit jiwa dan raga. Sedangkan ghibah, atau membicarakan aib orang lain, akan melahirkan prasangka dan menjauhkan kita dari kebenaran. Dan banyak ayat dalam Al Quran menyebutkan bahwa nafsu yang tidak dikendalikan hanya akan membawa manusia pada kesesatan. Salah satunya difirmankan dalam surat Al Jatsiyah ayat 23 bahwa sesungguhnya orang-orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya maka Allah akan mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya.
Terakhir, Luqman menyampaikan nasihat kepada anak-anaknya:
“Wahai ananda, tiga sifat yang tak akan kau tahu kecuali saat tiga peristiwa, yaitu orang sabar tak kau tahu kecuali saat marah, orang berani tak kau lihat kecuali saat perang,  dan orang dekat tak kan kau rasa kecuali saat berhajat”

Wallahua'lam bisshawab...

No comments:

Post a Comment