[Kamar Kos, menjelang adzan subuh, mules]
Dua hari ini perut
saya agak bermasalah, padahal sudah puasa kopi. Asli, sudah lama sekali saya
tidak bertegursapa dengan sahabat kental saya yang berwarna coklat kehitaman
itu. Kembali saya merasakan ada sesuatu yang bergolak di dalam lambung saya.
Phewwwwhhh.... maaf, saya harus ‘kembali ke alam’ dulu sebelum melanjutkan
tulisan saya...maaff...
Oke, saya lanjut
lagi ya... Btw, masih ingat dengan poster Uncle Sam yang menunjukkan jari
telunjuknya ke muka kita? komplet dengan kalimat provokatifnya: I Want You!!! Poster
ini populer pada era perang dunia II. Amerika serikat yang saat itu dipimpin
oleh Presiden Roosevelt sedang membutuhkan banyak sekali relawan untuk menjadi
tentara untuk dikirim ke kamp-kamp militer. Maka, sketsa yang dibuat oleh
Flaggs ini pun dipilih untuk menjadi maskot resmi rekrutmen yang kemudian
dicetak dan dijadikan poster.
Kalu sekarang, apa
yang terlintas di kepala kita ketika kita mendengar kata “Amerika”? Apple?
Patung Liberty? American Idol? McD? Atau Holywood?
Cek dan amati
sekitar kita lagi, hampir di setiap sudut jalan protokol dan mall, restoran
cepat saji berlisensi luar negeri telah menjamur dan menjangkiti masyarakat
dunia seperti virus influenza. Kalau kita jalan-jalan di pertokoan atau pasar,
tidak sulit menemukan konter HP, laptop, dan gadget plus dengan layanan tukar
tambah dan gadai sekaligus. Mau punya mobil produksi luar negeri? Denger-denger
DP nya hanya 30% dari harga barang, malah kalau kita ‘beruntung’ kita bisa mendapatkan
uang muka lebih rendah lagi. Lagi sakit? Pernah kepikiran minum jamu tolak
angin atau kerokan? Pasti sudah buru-buru ke supermarket beli paracetamol atau
ke dokter praktik karena lebih terjamin. Di apotek, coba amati berapa banyak
obat-obat lokal yang dijual disana dibandingkan dengan jumlah obat-obatan
berlisensi asing. Oh ya satu lagi yang sering saya dengar, katanya lulusan luar
negeri itu lebih mumpuni dan ‘jaminan mutu’ dibanding dengan sarjana produksi
lokal, karena selain fasih berbahasa asing, referensi yang dipakai pun
standarnya sudah internasional. Wow banget lah.
.....We want a burger and we don’t give a damn about the
cow!....
Ini jawaban
pragmatis seperti halnya sikap kita yang sudah acuh dengan banyak persoalan
yang terjadi di sekeliling kita. Kurang keren kalau belum punya henpon canggih
super tipis, touchscreen dan yang pakai sensor fingerprint. Jangan heran jika sampai
dibela-belain ‘puasa’ dan memaksa orang tua demi barang elektronik keluaran
terbaru. Rasanya belum jantan kalau tidak merokok walaupun harus rela duit SPP
dan gaji ludes dan terbakar sia-sia. Gaul gitu loh, kalau makan dan minumnya di
restoran cepat saji sambil wifi-an. Urusan belakang lah kalau kolesterol dan
gula darah naik. Peduli amat dengan efek negatif, yang penting gaya, gaul, dan
happening!
Maklumi saja, negara
ini masih latah. Penduduknya masih butuh dianggap modern dan berbudaya,
walaupun caranya cukup menggelikan. Karena standar yang dipakai adalah dengan
mengkonsumsi barang-barang komoditi yang berasal dari negara kapitalis. Ingat
lo, barang-barang tersebut diproduksi tidak hanya untuk kepentingan fungsional,
tetapi mereka juga menawarkan nilai/ standar tertentu. Jadi, konsumen
sebetulnya tidak hanya membeli fungsi, tetapi membeli status sosial alias
pengakuan! Para produsen tersebut sangat paham bagaimana mengaburkan kebutuhan
(needs) dan keinginan (wants) konsumennya. Mereka pun membranding barang-barang
komoditasnya dengan nilai-nilai yang dekat dengan gaya hidup (lifestyle) yang harus
dimiliki oleh konsumennya. Biasanya mereka melekatkan standar modernitas,
urban, kenyamanan, jaminan keamanan, dan kemakmuran pada prodak mereka. Bukan
hanya makanan, pakaian, gadget, dan kendaraan yang made in luar negeri, untuk
tempat pipis pun ternyata musti yang ada tulisannya ‘American Standard’. Harus
ada stempel dan lisensi luar negeri dulu baru bisa pipis dan pup dengan nyaman
dan tuntas kali ya?
Kemudian saya
menengok kebelakang punggung saya, ke tandon air kloset. Ada tulisan TOTO
disana. Dan saya tersenyum sendiri sembari menarik tuas guyuran air. Kalau yang ini lisensi luar negeri juga bukan
sih?!?!
No comments:
Post a Comment