Thursday, October 10, 2013

Standar Hidup Cap Toilet





[Kamar Kos, menjelang adzan subuh, mules]

Dua hari ini perut saya agak bermasalah, padahal sudah puasa kopi. Asli, sudah lama sekali saya tidak bertegursapa dengan sahabat kental saya yang berwarna coklat kehitaman itu. Kembali saya merasakan ada sesuatu yang bergolak di dalam lambung saya. Phewwwwhhh.... maaf, saya harus ‘kembali ke alam’ dulu sebelum melanjutkan tulisan saya...maaff...

Oke, saya lanjut lagi ya... Btw, masih ingat dengan poster Uncle Sam yang menunjukkan jari telunjuknya ke muka kita? komplet dengan kalimat provokatifnya: I Want You!!! Poster ini populer pada era perang dunia II. Amerika serikat yang saat itu dipimpin oleh Presiden Roosevelt sedang membutuhkan banyak sekali relawan untuk menjadi tentara untuk dikirim ke kamp-kamp militer. Maka, sketsa yang dibuat oleh Flaggs ini pun dipilih untuk menjadi maskot resmi rekrutmen yang kemudian dicetak dan dijadikan poster.
Kalu sekarang, apa yang terlintas di kepala kita ketika kita mendengar kata “Amerika”? Apple? Patung Liberty? American Idol? McD? Atau Holywood?
Cek dan amati sekitar kita lagi, hampir di setiap sudut jalan protokol dan mall, restoran cepat saji berlisensi luar negeri telah menjamur dan menjangkiti masyarakat dunia seperti virus influenza. Kalau kita jalan-jalan di pertokoan atau pasar, tidak sulit menemukan konter HP, laptop, dan gadget plus dengan layanan tukar tambah dan gadai sekaligus. Mau punya mobil produksi luar negeri? Denger-denger DP nya hanya 30% dari harga barang, malah kalau kita ‘beruntung’ kita bisa mendapatkan uang muka lebih rendah lagi. Lagi sakit? Pernah kepikiran minum jamu tolak angin atau kerokan? Pasti sudah buru-buru ke supermarket beli paracetamol atau ke dokter praktik karena lebih terjamin. Di apotek, coba amati berapa banyak obat-obat lokal yang dijual disana dibandingkan dengan jumlah obat-obatan berlisensi asing. Oh ya satu lagi yang sering saya dengar, katanya lulusan luar negeri itu lebih mumpuni dan ‘jaminan mutu’ dibanding dengan sarjana produksi lokal, karena selain fasih berbahasa asing, referensi yang dipakai pun standarnya sudah internasional. Wow banget lah.
.....We want a burger and we don’t give a damn about the cow!....
Ini jawaban pragmatis seperti halnya sikap kita yang sudah acuh dengan banyak persoalan yang terjadi di sekeliling kita. Kurang keren kalau belum punya henpon canggih super tipis, touchscreen dan yang pakai sensor fingerprint. Jangan heran jika sampai dibela-belain ‘puasa’ dan memaksa orang tua demi barang elektronik keluaran terbaru. Rasanya belum jantan kalau tidak merokok walaupun harus rela duit SPP dan gaji ludes dan terbakar sia-sia. Gaul gitu loh, kalau makan dan minumnya di restoran cepat saji sambil wifi-an. Urusan belakang lah kalau kolesterol dan gula darah naik. Peduli amat dengan efek negatif, yang penting gaya, gaul, dan happening!
Maklumi saja, negara ini masih latah. Penduduknya masih butuh dianggap modern dan berbudaya, walaupun caranya cukup menggelikan. Karena standar yang dipakai adalah dengan mengkonsumsi barang-barang komoditi yang berasal dari negara kapitalis. Ingat lo, barang-barang tersebut diproduksi tidak hanya untuk kepentingan fungsional, tetapi mereka juga menawarkan nilai/ standar tertentu. Jadi, konsumen sebetulnya tidak hanya membeli fungsi, tetapi membeli status sosial alias pengakuan! Para produsen tersebut sangat paham bagaimana mengaburkan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) konsumennya. Mereka pun membranding barang-barang komoditasnya dengan nilai-nilai yang dekat dengan gaya hidup (lifestyle) yang harus dimiliki oleh konsumennya. Biasanya mereka melekatkan standar modernitas, urban, kenyamanan, jaminan keamanan, dan kemakmuran pada prodak mereka. Bukan hanya makanan, pakaian, gadget, dan kendaraan yang made in luar negeri, untuk tempat pipis pun ternyata musti yang ada tulisannya ‘American Standard’. Harus ada stempel dan lisensi luar negeri dulu baru bisa pipis dan pup dengan nyaman dan tuntas kali ya?
Kemudian saya menengok kebelakang punggung saya, ke tandon air kloset. Ada tulisan TOTO disana. Dan saya tersenyum sendiri sembari menarik tuas guyuran  air. Kalau yang ini lisensi luar negeri juga bukan sih?!?!

No comments:

Post a Comment